Jumat, 11 November 2011

JURNAL STRUKTUR ARGUMENTASI SURAT PEMBACA

ANALISIS STRUKTUR WACANA ARGUMENTASI RUBRIK SURAT PEMBACA “REDAKSI YTH”  DI HARIAN KOMPAS

Jurnal Ditulis Oleh: Drs. Syafruddin Noor. M.Pd.
Dosen Pembimbing: (1) Dr.H. Zulkifli, M.Pd. (2) Dr.Moh. Fatah Yasin, M.Pd
ABSTRAK
            Syafruddin Noor,  2010. Analisis Struktur Wacana Argumentasi Rubrik Surat Pembaca “Redaksi  Yth”  di Harian Kompas. Tesis, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.  Program Pasca Sarjana Program Studi Pendidikan Bahasa  dan Sastra Indonesia dan Daerah. Pembimbing  (1) Dr. H. Zulkifli Musaba, M.Pd. Pembimbing (2) Dr. Moh. Fatah Yasin, M.Pd.

Kata kunci : Analisis struktur, wacana argumentasi, surat pembaca    harian Kompas.
            Tesis ini berjudul Analisis Struktur Wacana Argumentasi Rubrik Surat Pembaca “Redaksi  Yth”  di Harian Kompas. Penelitian ini dilakukan untuk menemukan stuktur wacana argumentasi seperti Topik bahasan,  jenis surat pembaca, struktur paragraf, metode, dan pesan yang disampaikan dalam  rubrik surat pembaca “Redaksi Yth” di harian Kompas.  Peneltian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan  jenis dan struktur  wacana argumentasi rubrik  surat pembaca “ Redaksi Yth” di harian Kompas; (2) mendeskripsikan   metode  wacana argumentasi yang digunakan dalam rubrik  surat pembaca “ Redaksi Yth” di harian Kompas.
Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil objek pada surat kabar harian Kompas, dengan jangka waktu selama tiga bulan dimulai pada bulan Januari sampai Maret 2010 dengan jumlah surat pembaca keseluruhan sebanyak 68 buah surat pembaca. Dalam penelitian ini ada dua teori yang digunakan yaitu teori argumentasi dari Gorys Keraf dan teori analisis wacana dari Van Dijk.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode yang bertujuan untuk mendeskripsikan data dalam hal ini beberapa aspek di atas dideskripsikan kemudian dianalisis sesuai dengan teknik yang digunakan melalui beberapa tahapan antara lain, (1) menentukan sampel penelitian (2) mengumpulkan data (3) mengolah data dan menganalisis data. Data atau teks wacana  yang dijadikan objek analisis dalam penelitian ini disesuaikan dengan data yang diinginkan yaitu wacana (teks) surat pembaca yang bersifat argumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa kesimpulan (1) jenis surat pembaca yang digunakan dalam rubrik surat pembaca “Redaksi Yth” di harian kompas adalah berjenis: (a) kritik sebanyak  26  buah;  (b) keluhan sebanyak 18 buah; (c) tanggapan sebanyak 16 buah; (d) informasi sebanyak 5 buah;  dan (e) saran sebanyak 3 buah.  (2) Struktur paragraf yang digunakan dalam penulisan surat pembaca argumentasi umumnya berjumlah empat paragraf, dengan susunan struktur paragraf pertama pembuka, paragraf kedua dan ketiga alasan dan paragraf terakhir pembenaran atau kesimpulan dari argument yang disampaikan. Pola struktur argumentasi surat pembaca  lebih banyak menggunakan pola induktif dengan jumlah surat pembaca 37 buah dan sedangan pola penalaran deduktif hanya berjumlah 31 buah surat pembaca. (3) Berdasarkan pola struktur argumentasi tersebut peneliti menemukan metode yang digunakan dalam wacana argumentasi. Adapun metode argumentasi yang ditemukan dalam  wacana argumentasi pada rubrik surat pembaca “Redaksi Yth” di harian Kompas adalah (a) metode argumentasi sebab-akibat; (b) metode perbandingan; (c) metode keadaan; (d) metode pertentangan, dan  (e) metode kesaksian.
A. Pengantar
Harian Kompas  merupakan harian yang berstandar nasional dengan bahasa Jurnalistik Nasional. Kalimat-kalimat yang dibuat standar nasional dan bahasa yang digunakan cukup efektif karena menggunakan kalimat dengan ekspresi singkat dan padat. Selain itu, dipilihnya surat kabar kompas sebagai bahan penelitian, karena kompas sebagai media surat kabar telah memiliki jumlah oplah terbanyak dicetak dan dibaca di semua daerah dan kota   seluruh Indonesia. Juga tidak kalah penting bahwa surat kabar kompas memiliki redaktur yang berpengalaman dan mumpuni dalam bidang editing bahasa jurnalistik yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan sendirinya surat pembaca yang ditulis dan diseleksi sesuai dengan katagori penggunaan bahasa yang baik dan benar.   Sehingga layak bila peneliti mengambil surat pembaca di harian kompas sebagai objek penelitian tesis. Selain alasan di atas, juga kredebilitas dan konsistennya  harian ini sebagai media informasi yang bertaraf Nasional. Inilah salah satu alasan peneliti mengapa surat kabar kompas dijadikan objek penelitian terutama surat pembaca di Rubrik Surat Pembaca ”Redaksi Yth”  di harian Kompas.
Rubrik surat pembaca, sesuai namanya,  adalah ruangan dalam surat kabar atau majalah yang memuat surat-surat yang datang dari pembaca,  ditunjukan kepada media massa cetak yang bersangkutan, instansi pemerintah, lembaga swasta,  maupun kelompok dalam masyarakat atau individu tertentu dengan kriteria masalah yang dikemukakan bersifat umum.
Rubrik surat pembaca memiliki kekuatan tersendiri dalam membentuk opini khalayak. Karena mampu mempengaruhi opini khalayak, banyak pembaca yang memanfaatkan surat pembaca untuk menyampaikan keluhan, kritik atau tanggapan serta protes atas ketidak puasan ataupun informasi lain yang biasanya berupa permasalahan dari jeleknya pelayanan publik suatu lembaga. Selain itu, surat pembaca dapat juga berisi rasa ketidakpuasan konsumen, atau masyarakat atas pelayanan dan pernyataan-pernyataan yang bersifat emosional seperti keluhan, kritikan, atau pujian.
Surat pembaca bermotif keluhan diartikan sebagai surat pembaca yang cenderung mengemukakan kesulitan atau perasaan susah yang dialami penulis sehubungan dengan adanya ketidaklancaran pelayanan. Surat pembaca bermotif kritik adalah surat pembaca yang berisi atau mengemukakan kesalahan dan kejanggalan yang dilakukan oleh suatu instansi. Surat pembaca bermotif saran adalah surat pembaca yang berisi pernyataan atau pikiran yang disampaikan agar dipertimbangkan,  dan surat pembaca yang bermotif pujian ialah pernyataan yang bersifat penghargaan,  rasa terima kasih atas pelayanan yang telah dilakukan suatu organisasi atau instansi, sedangkan surat pembaca yang bermotif informasi biasanya semata-mata berisi pemberitahuan tentang sebuah keadaan. Kemudian yang terakhir surat pembaca berisi tanggapan atau komentar terhadap suatu kejadian atau perbuatan yang dilakukan oleh para pejabat publik.
 Masalah yang dikemukakan dalam surat pembaca tidak dapat dinilai sebagai masalah yang tidak serius. Seluruh permasalahan merupakan realitas dalam masyarakat, hanya teknis penyampaiannya disampaikan secara ringan. Kumpulan surat-surat pembaca dapat dijadikan sebagai sumber informasi tentang berbagai segi kehidupan masyarakat. Surat pembaca sering berisi tentang suatu hal yang dapat merugikan nama baik orang atau organisasi yang terkena atau menolak suatu kebijaksanaan, berisi pernyataan-pernyataan sanggahan terhadap permasalahan yang tidak benar serta mendukung terhadap sesuatu hal dan ada juga yang isinya hanya mengungkapkan pendapat tanpa diikuti oleh perasaaan mendukung atau menolak sesuatu. Contoh surat pembaca berupa keluhan adalah seperti yang ditulis oleh Prita Mulyasari melalui internet yang mengakibatkan kasusnya diangkat ke pengadilan. Kelihatannya sederhana,  namun hal tersebut sangat fatal dan berdampak bagi perseorangan maupun publik yang ingin menuliskan keluhan surat pembaca melalui jalur media cetak maupun internet.
Bertolak dari uraian di atas penelitian mengenai struktur wacana argumentasi pada rubrik surat pembaca diharian Kompas ini cukup rasional untuk dilaksanakan. Selama ini penelitian terhadap rubrik surat pembaca di media massa belum banyak dilakukan oleh peneliti lain. Walaupun topik  yang diteliti sama tetapi sub pembahasan berbeda. Hal ini seperti dilaksanakan oleh peneliti Profesor Dr. Dawud dari Universitas Negeri Malang yang berjudul Penalaran dalam Karya tulis Populer Argumentasi diterbitkan dalam Bahasa dan Seni Tahun 36 Nomor 1, Pebruari 2008. Juga penelitian yang dilakukan oleh Imam Asrori dosen Jurusan  Sastra Arab dari Universitas Negeri Malang dengan Judul Tindak Tutur dan Operasi Prinsif Sopan Santun Dalam Wacana Rubrik Konsultasi Jawa Pos diterbitkan dalam Bahasa dan Seni Tahun 33 Nomor 1 Pebruari 2005.
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah tentang struktur wacana argumentasi pada rubrik surat pembaca “Redaksi Yth”  harian Kompas. Oleh sebab itu,  untuk memfokuskan penelitian ini, perlu dirumuskan sejumlah permasalahan yang diteliti.
  1. Bagaimana jenis dan struktur wacana argumentasi rubrik  surat pembaca “ Redaksi Yth” di harian Kompas ?
  2. Bagaimana   metode  wacana argumentasi yang digunakan dalam rubrik  surat pembaca “ Redaksi Yth” di harian Kompas ?

Sejalan dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
  1. Mendeskripsikan  jenis dan struktur  wacana argumentasi rubrik  surat pembaca “ Redaksi Yth” di harian Kompas.
  2. Mendeskripsikan   metode  wacana argumentasi yang digunakan dalam rubrik  surat pembaca “ Redaksi Yth” di harian Kompas.

Manfaat yang diharapkan dari hasil penlitian ini mencakup dua hal, yaitu secara teoretis dan secara praktis. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat  memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu Linguistik  dalam pengembangan teori kebahasaan khususnya bagi bidang wacana. Selain itu, diharapkan menjadi sumber informasi tentang jenis, struktur dan metode argumentasi dalam tataran antarparagraf atau wacana secara tertulis.  Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat meberikan sumbangan pada pembinaan dan pengembangan bahasa, dan sebagai bahan perimbangan dan titik tolak dalam pengembangan bahan dan proses belajar mengajar wacana argumentasi di sekolah.
B. Contoh Analisis
(a). Judul         : Harga Tiket Blitzmegaplex Dinaikkan
(b). Penulis     : Fajar Lukito,  Cikini Kidul RT 002, Menteng, Jakarta
(c)  Terbit       : Jumat, 19 Maret 2010
(d) Topik Bahasan : Masalah harga pertunjukan film yang laku dinaikan sebanyak 50% tanpa pemberitahuan lebih dulu.
(e) Jenis Surat Pembaca: Kritik
            Penulis mengeritik terhadap kebijakan yang diambil oleh pengelola biskop yang telah menaikan dengan semena-mena harga tiket. Kebijakan ini sangat bertetangan dengan pesan moral yang dikandung oleh film tersebut,  hal ini dideskripsikan dalam teks surat pembaca seperti:

Namun yang patut disayangkan adalah asas “aji mumpung” yang diterapkan. Ketika film lain yang diputar, harga tiket Rp 50.000, khusus untuk film 3 idiots diberlakukan harga tiket Rp 75.000. Semua kerabat memang tidak keberatan membayar, mengingat jarang hiburan lain yang ada di Jakarta. (Kompas, 19/3/2010).
(f) Struktur  Argumentasi
Surat pembaca ini dari empat paragraf, yaitu paragraf pertama  pengantar kepada permasalahan dengan mendeskripsikan keadaan sebuah film yang enak dan patut ditonton. Film tersebut banyak mengandung pesan-pesan moral yang baik mengenai pendidikan. Pada paragraf kedua penjelasan mengenai bagusnya film ini dan mendapat perpanjangan waktu pemutaran sampai beberapa minggu. Hal ini karena film yang diputar banyak mengandung pesan-pesan moral yang harus diteladani. Sedangkan pada  paragraf ketiga adalah penjelasan mengenai adanya kebijakan pengelola bioskop bertolak belakang dengan pesan moral yang ada dalam film. Paragraf terakhir adalah kesimpulan dan sekaligus  paragraf penguat atas pertentangan tersebut. Untuk penegasan tersebut penulis surat pembeca  mempertanyakan sekali lagi mengapa pengelola  Blitzmegaplex mengambil kebijaksanaan menaikan harga tiket secara mendadak. Kebijakan ini menurut penulis surat pembaca bertentangan dengan nilai-nilai pendidikan atau melawan arus  pesan yang ada dalam film tersebut?
Struktur penalaran dalam surat pembaca ini berpola induktif, dengan kesimpulan umum ada pada paragraf terakhir dan bersifat penegasan terhadap permasalahan dalam wacana yang dipaparkan. Selain itu, dalam paragraf terakhir wacana ini  terdapat kalimat tanya untuk memperkuat argumen. Sehingga,  fakta-fakta argumen yang dipaparkan dalam wacana ini  jelas dan dapat diterima.
(g) Metode Argumentasi
            Surat pembaca ini menggunakan metode argumentasi pertentangan. Karena metode ini jelas sekali dapat dinalar pada saat penulis surat pembaca  mengkontradiksikan pesan moral yang dikemukakan dalam film dengan perbuatan pengelola yang dengan senghaja menaikan tiket lebih mahal dan mempergunakan aji numpung karena film telah laku keras diputar di bioskop.  Kalimat argumentasi yang dikemukakan oleh penulis dalam surat pembaca ini adalah
Namun, mengingat film ini yang mengandung begitu banyak pesan moral, agak membingungkan mengapa Blitzmegaplex mengambil kebijaksanaan dan pendidikan usaha yang melawan arus pesan film tersebut? ”. (Kompas, 19/3/2010).
Fakta argumentasi yang dikemukakan sehubungan dengan metode argumentasi di atas adalah
Film yang diputar di Blitz Pacific Place, Jakarta, adalah film Bollywood berjudul 3 idiots. Film ini sungguh menghibur dan bermuatan pesan moral yang baik mengenai pendidikan. Namun yang patut disayangkan adalah asas “aji mumpung” yang diterapkan. Ketika film lain yang diputar, harga tiket Rp 50.000, khusus untuk film 3 idiots diberlakukan harga tiket Rp 75.000. Semua kerabat memang tidak keberatan membayar, mengingat jarang hiburan lain yang ada di Jakarta. ”. (Kompas, 19/3/2010).
Pesan yang ingin disampaikan  dalam surat pembaca ini adalah agar pengelola bioskop tidak    menaikkan harga tiket yang berlebihan, paling tidak sikap pengelola bioskop disesuaikan dengan pesan moral yang diinginkan film tersebut. Dalam hal ini sikap pengelola bioskop jangan terlalu jauh berbeda dengan pesan yang diinginkan dalam film.


C. Pembahasan
Dalam penelitian ini ada tiga komponen yang terlibat, penulis surat pembaca, surat pembaca, dan peneliti. Ketiga komponen itu tidak saling berhubungan dan saling terpisah satu sama lain.  Penulis adalah selaku informan atau bersifat sebagai produsen masalah yang disampaikan. Surat pembaca adalah objek yang diteliti di luar dari si penulis, sedangkan peneliti adalah orang yang menganalisis dan meninjau surat pembaca secara objektif tentang apa yang ditulis oleh si penulis. Posisi penulis surat pembaca adalah independen, sifat semacam ini peneliti anggap sebagai orang pencetus gagasan sesuai dengan fakta-fakta di lapangan. Berdasarkan fakta-fakta yang ada tersebut penulis telah melahirkan argumen yang disampaikan untuk dikemukakan kepada pembaca atau peneliti. 
Berdasarkan hal itu, asumsi sementara peneliti menganggap penulis surat pembaca tidak perduli apakah tulisannya bertujuan untuk membujuk, meyakinkan orang lain atau hanya sekadar menginformasikan kepada pembaca melalui tulisannya. Inilah yang dianggap bahwa penulis surat pembaca adalah orang yang independen. Peneliti mengangap penulis surat pembaca lebih cenderung  menginformasikan secara umum. Namun ternyata setelah diteliti dan dianalisis asumsi tersebut terbantahkan. Ternyata setelah diteliti secara mendalam  dengan pendekatan teoritis secara terpadu melalui lintas wacana dipadukannya dua teori tentang struktur wacana antara Gorys Keraf dan Van Dijk. Teori Gorys Keraf lebih cenderung menganalisis struktur paragraf argumentasi, sedangkan teori wacana Van Dijk lebih menekankan topik wacana dan makna wacana yang ditekankan di dalam teks surat pembaca. Ternyata tulisannya tersebut memenuhi kriteria struktur sebagai tulisan argumentasi yang lebih cenderung menyakinkan pembaca terhadap fakta-fakta yang ditulis dan sesuai dengan fakta di lapangan.      
Hasil penelitian struktur argumentasi surat pembaca di kompas pada rubrik surat pembaca “Redaksi Yth” telah ditemukan beberapa struktur argumentasi. Yaitu struktur yang digunakan dalam surat pembaca kompas pada umumnya lebih banyak mempergunakan struktur dengan pola induktif, yaitu penjelasan secara khusus menuju pernyataan secara umum. Pola penalaran atau argumentasi kedua adalah berpola deduktif, yaitu pernyataan di secara umum kemudian dirinci penjelasan-penjelasan secara detail yang diseratai dengan fakta-fakta argumentasi untuk mendukung pernyataan tersebut.  Dalam setiap penjelasan penulis surat pembaca selalu diperkuat oleh beberapa fakta pendukung tujuannya adalah  memperkuat argumen yang dikemukakan oleh penulis surat pembaca. 
Selain itu menurut penanda argumentasi yang dikemukakan oleh Gorys Keraf mengemukakan enam ciri khasnya, yaitu tiga komponen stuktur pokok argumentasi dan tiga komponen struktur tambahan. Ketiga stuktur pokok wacana argumentasi tersebut, yaitu  (1) pernyataan , (2) alasan, dan (3) pembenaran. Sedangkan elemen atau struktur komponen pelengkapnya adalah (a) pendukung, (b) modal, dan (c) sanggahan. Keenam komponen tersebut  dalam struktur argumentasi surat pembaca kompas tidak semua lengkap dan ada. Ketidak lengkapan tersebut dikarenakan penulis surat pembaca hanya menulis secara pemaparan, seperti kritikan, tanggapan, keluhan, dan saran terhadap suatu masalah yang disampaikan. Hal semacam ini tentu saja disesuaikan dengan tujuan ditulisnya surat pembaca tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian atau hasil analisis peneliti terhadap surat pembaca yang berjumlah 68 buah surat yang telah diseleksi dan dianalisis sesuai ciri argumentasi. Maka dikatakan bahwa pola gagasan argumentasi yang dirangkai dalam sebuah surat pembaca ada dua yaitu pola penalaran bersifat induktif dan pola penalaran bersifat deduktif. Dalam penelitian ini ditemukan pola penalaran  induktif berjumlah 35 buah,  sedangkan pola penalaran deduktif berjumlah 33 buah dengan pesan yang disampaikan beragam sesuai dengan keinginan penulis.
     
    Pola deduktif sedikit sekali mengunakan tanda tanya di akhir wacana dalam sebuah paragraf yang ditulis. Sedangkan dalam pola induktif pada akhir wacana atau pada wacana penutup menggunakan pola pertanyaan. Pola pertanyaan yang dibuat secara singkat namun syarat makna atau pesan yang ingin disampaikan, dengan pola induktif yang diakhiri dengan pertanyaan, seperti  contoh pada surat pembaca dengan judul “ Diskriminasi Tarif Flat PLN” (33) Kode: PB.2. Pertanyaan ada di akhir tulisan, dengan tujuan untuk mempertegas argumen yang dikemukakan. Pola induktif dengan pertanyaan dimulai di awal paragraf hal ini terdapat pada surat pembaca yang berjudul “Bekas Sekolah Obama di Jakarta” (34) Kode: PB.03, merupakan struktur wacana berpola induktif dengan pertanyaan yang dibuat berada di awal paragraf. Struktur wacana argumentasi semacam ini banyak sekali ditemukan dalam surat pembaca yang diteliti oleh penulis. Pola struktur paragraf argumentasi yang dikemukakan oleh Gorys keraf dalam penelitian ini seperti: struktur pernyataan umum, sejumlah paragraf penjelas, dan terakhir paragraf kesimpulan dari gagasan yang dikemukakan sangat mendominasi sekali pada tulisan surat pembaca di harian kompas. Namun pola atau struktur menurut gorys keraf tidak akan lengkap dalam penelitian ini apabila tidak dibarengi teori yang dikemukakan oleh Van Dijk.  Van Dijk mengemukakan beberapa Kriteria untuk menganalisis wacana sesuai keperluannya, hal tersebut seperti: (1) terdapat elemen struktur wacana yang diamati berupa struktur makro tematik seperti apa yang dikatakan, atau topik apa yang dibahas; (2) superstruktur tematik berupa bagaimana pendapat atau gagasan disusun dan dirangkaikan agar menjadi suatu wacana yang utuh dan dapat dipahami oleh pembaca. Hal ini erat kaitannya dengan struktur gagasan yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca agar pembaca memahami wacana yang dibaca. Tidak kalah pentingnya dalam penelitian ini adalah kaitan dengan teori Gorys keraf mengenai pola penalaran deduktif dan induktif, yang mengacu pada pernyataan secara umum menuju kepenjelasan secara khusus atau sebaliknya. (3) struktur mikro semantik menyangkut makna yang ingin ditekankan atau pesan yang ingin disampaikan  dari tulisan yang dipaparkan dalam sebuah wacana teks surat pembaca. Ketiga pemikiran tersebut dalam penelitian ini yang menjadi alur dan pedoman berpikir dalam tulisan ini.
Wacana argumentasi rubrik surat pembaca “Redaksi Yth” yang terbit di harian Kompas yang diambil sebagai bahan analisis berjumlah 68 buah, yang dikumpulkan dari Januari sampai dengan Maret 2010. Dari  semua surat pembaca tersebut dapat diketahui hal-hal sebagai berikut (a) Judul Surat Pembaca; (b) Penulis; (c) Terbit; (d) Topik Bahasan; (e) Jenis Surat Pembaca; (f) Struktur Argumentasi; (g) Metode Argumentasi; dan (h) Pesan yang disampaikan.
(1) Jenis Surat Pembaca
Dalam analisis hasil penelitian argumentasi rubrik surat pembaca “Redaksi Yth.” Peneliti kemukakan bahwa surat pembaca  jenis kritik  sebanyak 24 buah surat pembaca atau 35 %, mengapa jenis surat pembaca kritik yang terbanyak?  Karena struktur argumen berjenis ini dapat dikemukakan secara sederhana dan dapat dipahami karena kritikan yang ditulis merupakan  suatu tanggapan terhadap peristiwa yang dirasakan kurang sesuai. Jenis surat pembaca yang kedua   adalah berupa jenis tanggapan, jenis ini berjumlah 19 buah surat pembaca atau 27% . Jenis surat pembaca yang ketiga berupa keluhan, yaitu berjumlah 18 jenis surat pembaca atau 26%. Sedangkan jenis informasi  berjumalah 4 surat pembaca atau 0,5 % dan surat pembaca berjenis saran berjumlah 3 surat pembaca atau 0,4 %. 
Jenis surat pembaca yang paling sedikit ada dua yaitu jenis informasi dan saran. Mengapa kedua jenis tersebut sangat sedikit? Menurut hemat penulis  kedua jenis surat pembaca tersebut sudah terwakili dalam pemberitaan yang ditulis oleh wartawan, baik itu berupa saran maupun informasi ada kolom atau rubrik tersendiri. Dengan demikian penulis surat pembaca dalam menuliskan suratnya cenderung lebih mengutamakan kritik dari pada informasi dan saran. Karena informasi dan saran bisa dikemukan dalam kolom opini  Kompas. selain lebih leluasa dan tulisannya bisa lebih panjang.

(2) Struktur Argumentasi
Bila ditinjau dari stuktur dan jumlah paragraf yang ditulis,  maka wacana argumentasi yang ditulis oleh  penulis di rubrik surat pembaca “Redaksi Yth.” di harian Kompas ini adalah bahwa rata-rata  jumlah paragraf yang ditulis  berjumlah empat paragraf, dengan jumlah surat pembaca sebanyak  37 buah surat pembaca, urutan kedua adalah surat pembaca dengan jumlah lima paragraf dan tiga paragraf masing-masing sama sebanyak 13 surat pembaca. Untuk urutan ketiga adalah berjumlah enam paragraf sebanyak 3 surat pembaca, untuk paragraf yang berjumlah dua paragraf sebanyak 2 surat pembaca.
Bila ditinjau dari  jumlah paragraf  yang ditulis  di harian kompas paling banyak paragrafnya berjumlah empat buah paragraf. Mengapa hal ini terjadi karena rata-rata wacana argumentasi memerlukan beberapa paragraf untuk memperjelas argumentasi yang disampaikan. Karena bila jumlah paragrafnya sedikit cenderung gagasan yang ditulis terlalu dangkal dan tidak dapat dipahami dengan baik argumentasi yang disampaikan. Selain itu juga  jelas serta tidak sesuai  dengan kaidah struktur  wacana argumentasi yang ditulis oleh penulis surat pembaca. Alasan lain adalah  sebuah paragraf argumentasi memerlukan beberapa komponen yang tidak boleh dihilangkan karena ada argumen-argumen harus dikemukakan untuk menyakinkan pembaca. Jadi dalam menulis sebuah wacana argumentasi harus memiliki struktur yang sesuai dengan teori yang dikemukakan terdahulu.
Di samping analisis struktur dapat diketahui juga  pola penalaran yang digunakan oleh penulis surat pembaca di harian Kompas ini,  yaitu telah ditemukan  pola penalaran deduktif sebanyak 33 buah pola atau 48% dan pola induktif sebanyak 35 pola 51% .

(3) Metode Argumentasi
Dari hasil analisis struktur wacana argumentasi ini maka dapat diketahui  metode yang digunakan untuk mengembangkan argumentasi yang ditulis oleh penulis surat pembaca. Peneliti menemukan metode argumentasi yang terbanyak digunakan penulis rubrik surat pembaca “Redaksi Yth” di harian Kompas adalah metode argumentasi keadaan.  Jelasnya metode ini menempati urutan pertama  yaitu berjumlah 22 surat pembaca atau 32% dari 68 buah surat pembaca yang diteliti dan  terkumpul selama tiga bulan. Urutan kedua terbanyak adalah metode pertentangan dengan jumlah 18 buah surat pembaca atau 26% sedangkan metode kesaksian adalah metode yang nenempatkan pada urutan ke tiga yaitu berjumlah 15 buah atau 22%.  Sedangkan urutan keempat dan kelima masing-masing diikuti oleh metode sebab akibat sebanyak 9 (sembilan) buah atau 13%  dan metode perbandingan sebanyak 4 (empat)  buah atau 0,5%. Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa surat pembaca dalam rubrik “Redaksi Yth” di harian Kompas ini kebanyakan menggunakan metode argumentasi keadaan. Karena dengan metode keadaan ini penulis lebih mudah berargumentasi dengan pembaca. Selain itu menurut peneliti penulisan wacananya juga sederhana dan mudah dengan menyebutkan atau mendeskripsikan fakta-fakta yang ada untuk mendungkung argumentasi yang ditulis atau dikemukakan kepada pembaca. Lebih jelasnya hal ini berkaitan dengan  sifat dari surat pembaca yang hanya menyampaikan atau memaparkan suatu permasalahan yang terjadi di masyarakat selengkap dan sedetail mungkin dengan didukung data-data atau fakta-fakta yang objektif. Dengan demikian dapat dikatakan kriteria sebuah surat pembaca yang baik dan  bersifat argumentasi khususnya harus dilengkapi dengan fakta dan bukti-bukti argumentasi yang disampaikan dengan lengkap. Contoh surat pembaca yang berjudul “Masalah Pelayanan Makanan yang Tidak Memuaskan Bagi Jemaah Haji” (Kode: KDN,08) metode yang digunakan adalah metode keadaan. Penulis mengemukakan fakta-fakta yang disampaikan cukup lengkap dengan struktur argumentasi berpola induktif dan berisi tentang penjelasan keadaan kondisi jamaah haji secara detail.

Berdasarkan uraian data di atas maka dapat dikatakan bahwa,   Rubrik Surat Pembaca “Redaksi Yth.” di harian Kompas cenderung ditulis oleh penulisnya dengan jenis kritik hal tersebut karena mengkritik sesuatu dalam surat pembaca adalah suatu hal yang sudah biasa dan dijadikan suatu kebiasaan  masyarakat kita di Indonesia. Karena hal ini menyangkut pola pikir masyarakat dalam penggunaan bahasa yang mudah dan biasa ditulis dengan cepat tanpa  mempertimbangkan hal lain. Apabila masyarakat merasa kurang senang atau merasa sesuatu yang berbeda atau janggal pada apa yang dialaminya, atau apabila melihat sesuatu peristiwa yang dilihatnya kurang pantas dilakukan maka masyarakat akan cepat merespon dengan menuliskan selembar surat pembaca ke salah satu harian yang disenangi. Hal ini sesuai dengan temuan di lapangan dari data hasil penelitian rubrik surat pembaca “Redaksi Yth” di harian Kompas yang terbit secara Nasional. Sehingga jenis surat pembaca mengacu kepada struktur surat pembaca, struktur mengacu kepada metode argumentasi surat pembaca, sedangkan metode surat pembaca mengacu pada pesan apa yang diingin disampaikan dalam surat pembaca. Untuk pembuktian asumsi ini,  dapat di telaah pada wacana surat pembaca yang berjudul “Lawakan Berbau Anarkis” penulis melakukan kritikan terhadap tayangan di televisi yang tidak ramah lingkungan. Metode argumentasi yang digunakan pada waktu menulis wacana yang berjenis kritik tersebut menggunakan metode kesaksian. Karena penulis menyaksikan sendiri tayangan yang ada di televisi tersebut. Sedangkan surat pembaca berjenis saran paling sedikit. Hal ini sesuai dengan prinsif tulisan argumentasi bahwa,  penulis yang ingin memberikan kritik berupa kejadian yang di alami atau dilihat langusung  dan tidak sepantasnya terjadi. Maka orang tersebut menuliskan surat pembaca ke harian Kompas  untuk diketahui orang. Penjelasan yang penulis berikan agar dapat dipahami oleh orang lain dan lebih mudah menulisnya maka penulis tersebut menggunakan jenis kritik. Selain mengeritik penulis surat pembaca juga harus membuktikan dengan fakta-fakta argumen yang cukup.
Implementasi  Analisis pada Pembelajaran Bahasa Indonesia
Dengan adanya analisis struktur surat pembaca ini implementasi dalam pembelajaran bahasa sastra Indonesia diharapkan guru dapat mengaplikasikannya dalam pembelajaran bahasa Indonesia terutama aspek menulis argumentasi  kelas X semester 2 dan membaca artikel kelas XI semester 1. Kelebihan lain adalah  dengan memperdalam struktur argumentasi yang ada guru bisa memberikan apresiasi kepada siswa tentang surat pembaca. Di samping itu guru akan lebih mudah mengarahkan kepada siswa untuk lebih peka dalam membaca dan memahami surat yang ditulis oleh pembaca di koran. Siswa mendapat bekal yang maksimal tentang berbagai jenis surat yang ad di koran. Siswa akan memiliki


Daftar Pustaka
Agger, Ben. 2009. Teori Sosial Kritis: Kritik,  Penerapan, dan Implikasinya. Yogyakarta:  Penerbit Kreasi Wacana
Alwi, Hasan. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai  Pustaka
Arifin, E. Zaenal dan S. Arman Tasai. 1988. Cermat Berbahasa Indonesia.  Jakarta: Antar Kota
Ardiana, Leo Indra. 1997. Materi Pokok Analisis Kesalahan Berbahasa  Modul UT. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikdasmen
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2003. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta, Jakarta:   Rineka Cipta.
----------------. 2007. Kajian Bahasa: Struktur Internal, Pemakaian, dan   Pemelajaran. Jakarta:  Rineka Cipta.
Djajasudarma, T. Fatimah. 1994. Wacana Pemahaman dan Hubungan    Antarunsur. Bandung:  Aditama.
  ------------------. 1996. Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung:    HPBI-Pustaka Wina
------------------. 2006. Metoda Linguistik: Ancangan Metoda Penelitian dan  Kajian. Bandung:  Aditama.

Dawud. 2004. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Penerbit                Erlangga.

Flournoy, Don Michael. 1989. Analisis Isi Surat Kabar-surat kabar Indonesia.Yogyakarta :   Gajah Mada University Press.

Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia

Kridalaksana, Harimurti. 1985. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Flores :  Nusa Indah

Kridalaksana, Harimurti. 2007. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia.  Jakarta: PT Gramedia.

Muslich, Masnur. 2008. Fonologi Bahasa Indonesia: Tinjauan Deskriptif Sistem
       Bunyi Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Nazir, Moh.,Ph.D. 1983. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Parera, Fran. 1997. Penyuntingan. Jakarta: Universitas Terbuka Jakarta.
Pateda, Mansoer. 1990. Aspek-A spek Psikolinguistik. Flores: Penerbit Nusa Indah.
____________. 1991. Linguistik Terapan,  Flores: Penerbit Nusa Indah.

Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Analisis Kalimat: Fungsi, Katagori, dan Peran. Bandung: PT Refika   Aditama.

Rakhmat,  Jalaluddin. 1999. Retorika Modern: Pendekatan praktis. Bandung: PT Remaja Rosda   Karya

Rani, Abdul. 2004. Analisis Wacana Sebuah: Kajian Bahasa dalam  Pemakaian. Malang:  Bayumedia Publishing.

Renkema, Jan. 2004. Introduction to Discourse Studies. Amsterdam, Philadelphia: Jhon    Benyamin Publishing Company.

Samsuri. 1988. Analisis Wacana Malang: IKIP Malang.
Sarwoko, Tn Adi. 2007. lnilah Bahasa Indonesia Jurnalistik. Yogyakarta: 
          Andi Yogyakarta.
Sudaryanto, 1990.  Aneka Konsep Kedataan Lingual dalam Linguistik. Yogyakarta: Duta   Wacana University Press.

Suharsimi, Arikunto 2007 , Penelitian Tindakan Kelas , Bumi Aksara
Suparno dan Martutik. 1997. Materi Pokok Wacana Bahasa Indonesia Modul UT. Jakarta:  Depdikbud Ditjen Dikdasmen

Surat Kabar Kompas. 2010. Rubrik Surat Pembaca “Redaksi Yth.”  Terbit Tanggal 2 Januari 2010 s.d. 30 Maret 2010   
Stubbs, Michael. 1983.  Discourse Analysis The Sociolinguistic Analysis of

RPP BERKARAKTER BAHASA INDO. KELAS X /1 SMA/MA


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 
Mata Pelajaran        :  Bahasa  Indonesia
Sekolah                      :  SMA Negeri 11 Banjarmasin
Kelas,  Semester      :  X, Genap
Pokok Bahasan        :  Menyimpulkan isi informasi
Alokasi waktu           :  2 x 45  menit
No.RPP/KD              :  01 ( 9.1) - Mendengarkan
 ____________________________________________________
Standar Kompetensi  :  Memahami Informasi melalui tuturan

Kompetensi Dasar      : 
Menyimpulkan isi informasi yang disampaikan melalui tuturan langsung.

Indikator
a.   Mencatat pokok-pokok informasi yang disampaikan melalui tuturan langsung
b.  Menyimpulkan isi informasi dengan tuturan yang runtut dan mudah dipahami.
c.  Menyampaikan secara lisan isi informasi yang telah ditulis secara runtut dan jelas.

I. Tujuan Pembelajaran
          Setelah proses pembelajaran selesai siswa dapat mencatat pokok-pokok informasi yang didengar, menyimpulkan isi informasi, dan menyampaikan secara  lisan isi informasi   yang telah ditulis kemudian mendiskusikannya dalam forum diskusi kelas.

II. Materi Ajar
Informasi dari tuturan langsung tentang topik tertentu,
¨   Pokok-pokok isi informasi.

III. Metode, Strategi, dan Model Pembelajaran

·      Pendekatan         :  Iquiri, discovery
·    Metode               :  Diskusi, penugasan
·    Strategi               :  Tanya jawab, unjuk kerja
·    Model                 :  Jigsaw
·    Media                 :  Teks Berita Radio/TV yang disampaikan.

IV. Langkah-langkah  Pembelajaran
No
Tahap
Kegiatan Pembelajaran
1


Awal /Pembebuka
1.  Guru memberi salam (religius, dan menghargai prestasi)
2.  Guru melakukan apersepsi. (PBKB: Rasa Ingin Tahu, Bersahabat)
3.  Guru menjelaskan secara singkat kompetensi yang harus dicapai dan materi yang akan dibahas; (PBKB: Jujur, Rasa Ingin Tahu, Tanggung Jawab)
4.  Guru membagi siswa menjadi sepuluh  kelompok  dengan cara menghitung satu sampai sepuluh apabila jumlah siswa di kelas sebanyak tiga puluh; (PBKB: Disiplin, Toleransi, Demokratis)





2




Inti
a. Eksplorasi:
·      Siswa  mendengarkan informasi yang disampaikan melalui tuturan langsung oleh salah seorang nara sumber yang didatangkan ke sekolah dan berbicara di depan kelas tentang topik tertentu; (PBKB: Komunikatif, menghargai prestasi, toleransi).
·      Mencatat pokok pokok informasi yang disampaikan,kemudian menyimpulkannya; (PBKB: Mandiri, tanggung jawab, menghargai prestasi, kreatif)     
   
 b. Elaborasi:
·      Menyampaikan secara lisan isi informasi   yang telah ditulis, kemudian mendiskusikannya dalam   forum diskusi kelas. (PBKB: Mandiri, tanggung jawab, menghargai prestasi, kreatif)     
   
  c. Konfirmasi:
·     Guru menambahkan konsep atau ide yang belum terungkap, sebagai penyempurnaan tentang bagaimana teknik menyimpulkan isi informasi yang disampaikan melalui tuturan langsung; (PBKB: jujur, rasa ingin tahu, demokratis, menghargai prestasi, bersahabat)  


3
Penutup
1.  Dari data-data diungkapkan tersebut, guru mengajak peserta didik membuat kesimpulan atau rangkuman yang mengacu pada topik yang telah  dicapai.  (PBKB: Jujur, Demokratis, Menghargai Prestasi, Bersahabat, Toleransi, Tanggung Jawab)
2.  Guru memberikan evaluasi terhadap pembelajaran hari ini; (PBKB: Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri)
3.  Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam kepada siswa; (PBKB: Religius, Bersahabat, Menghargai Prestasi)
4.  Tugas mandiri: Siswa di rumah ditugaskan untuk mendengarkan informasi di radio/televisi berupa peristiwa yang terjadi  atau ceramah khotbah kemudian mencatat pokok-pokok informasi  yang disampaikan sebanyak tiga paragraf tugas dikumpulkan pada pertemuan minggu depan; (PBKB: Bertanggung jawab, komunikatif, peduli lingkungan, kreatif).



VI. Alat dan Sumber Belajar
          1. Alat                    : Teks berita, rekaman berita
          2. Sumber Belajar   :
·      Buku pelajaran Bahasa dan Sastra  Indonesia Kelas X
·      LKS Bahasa Indonesia Kelas X
·      KUBI


VII  Penilaian Kelas
         A. Jenis penilaian : tes tertulis dan lisan, praktik, afektif
         B. Bentuk soal      : uraian singkat
          1. Penilaian Kognitif


  1. Apa yang dimaksud dengan informasi ?
  2. Apa fungsi informasi di jaman sekarang
  3. Mengapa informasi selalu diperlukan orang.
  4. Apa kerugian seseorang apa bila ketinggalan infornasi
  5. Catatlah pokok-pokok informasi yang disampaikan oleh nara sumber tersebut.
  6. Buatlah simpulan isi informasi dengan urutan yang  runtut dan mudah dipahami;
  7. Sampaikanlah secara lisan isi informasi yang telah Anda tulis tersebut kemudian diskusikanlah isi informasi tersebut dalam forum didkusi kelas.

2. Penilaian Psikomotor 
Catatlah pokok-pokok informasi yang disampaikan oleh nara sumber    tersebut.  Buatlah simpulan isi informasi dengan urutan yang  runtut dan     mudah dipahami;  Sampaikanlah secara lisan isi informasi yang telah    Anda tulis tersebut kemudian diskusikanlah isi informasi tersebut dalam    forum didkusi kelas.

3. Penilaian Afektif
    1. Siapa yang tidak mengerjakan tugas?
    2. Penilaian Diri : siapa yang paling bagus hasil rangkuman.
    3. Kunci jawaban : Informasi  adalah suatu suatu kejadian atau hal yang perlu kita ketahui dan dapat menambah wawasan yang mendengarnya.
    
Mengetahui,                                  Banjarmasin, 30 Juli 2011
Kepala SMA Negeri 11 Banjarmasin             Guru Bidang Studi


                                                           

        Dra Hartini,M.M                                           Drs. Syafruddin Noor, M.Pd   
       NIP. 19601111 198703 2 005                      NIP.19661105 199501 1 001
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN   
Mata Pelajaran        :  Bahasa  Indonesia
Sekolah                      :  SMA Negeri  11  Banjarmasin
Kelas,  Semester      :  X / II
Pokok Bahasan        :  Menyimpulkan isi informasi
Alokasi waktu           :  2 x 45  menit
No.RPP/KD               :  02 ( 9.2) - Mendengarkan

Standar Kompetensi : Memahami Informasi melalui tuturan

Kompetensi Dasar    :
Menyimpulkan isi informasi yang didengar melalui tuturan tidak langsung berupa rekaman atau teks yang   dibacakan.

I. Indikator
a.   Mencatat pokok-pokok isi informasi yang disampaikan melalui rekaman atau teks yang dibacakan.
b.  Menyampaikan secara lisan isi informasi secara runtut dan jelas.
c.   Menyimpulkan isi informasi yang didengar

II. Tujuan Pembelajaran
          Setelah proses pembelajaran selesai siswa diharapkan mampu mencatat pokok-pokok isi informasi yang disampaikan melalui rekaman atau teks yang dibacakan dan menyimpulkan isi informasi secara jelas, kemudian menyampaikannya secara lisan.

III. Materi Pembelajaran
Rekaman informasi atau teks yang dibacakan, teknik mencatat pokok-pokok informasi yang didengar,  pengertian  pokok-pokok isi informasi,  dan simpulan informasi.

III. Metode, Strategi, dan Model Pembelajaran

·      Pendekatan         :  Iquiri, discovery
·    Metode               :  Ceramah, Interaktif, Penugasan
·    Strategi               :  Diskusi, Tanya jawab, unjuk kerja
·    Model                 :  Jigsaw
·    Media                 :  Rekaman Berita Radio/TV yang diperdengarkan.












V. Langkah-langkah  Pembelajaran
No
Tahap
Kegiatan Pembelajaran
1


Awal /Pembebuka
1. Guru memberi salam (religius, dan menghargai prestasi)
2. Guru melakukan apersepsi. (PBKB: Rasa Ingin Tahu, Bersahabat)
3. Guru menjelaskan secara singkat kompetensi yang harus dicapai dan materi yang akan dibahas; (PBKB: Jujur, Rasa Ingin Tahu, Tanggung Jawab)
4. Guru membagi siswa menjadi sepuluh  kelompok  dengan cara menghitung satu sampai sepuluh apabila jumlah siswa di kelas sebanyak tiga puluh; (PBKB: Disiplin, Toleransi, Demokratis)



2

Inti
 Eksplorasi :
·      Siswa mendengarkan informasi yang disampaikan melalui rekaman atau teks yang dibacakan (PBKB: Rasa ingin tahu, mandiri, komunikatif,)

 Elaborasi  :
·      Siswa mencatat pokok-pokok isi informasi yang didengar; (PBKB: Mandiri, Kreatif, komunikatif)

·     Menyimpulkan isi informasi yang didengar kemudian menyampaikannya secara lisan dengan runtut dan jelas; (PBKB: Kretif, mandiri, komunikatif, menghargai prestasi).

 Konfirmasi:
·     Guru menambahkan konsep atau ide yang belum terungkap, sebagai penyempurnaan tentang bagaimana teknik menyimpulkan isi informasi yang disampaikan melalui tuturan tidak langsung atau rekaman; ( PBKB: jujur, rasa ingin tahu, demokratis, menghargai prestasi, bersahabat )  


3
Penutup
1.   Dari data-data diungkapkan tersebut, guru mengajak peserta didik membuat kesimpulan atau rangkuman yang mengacu pada topik yang telah  dicapai.  (PBKB: Jujur, Demokratis, Menghargai Prestasi, Bersahabat, Toleransi, Tanggung Jawab)
2.   Guru memberikan evaluasi terhadap pembelajaran hari ini; (PBKB: Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri)
3.   Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam kepada siswa; (PBKB: Religius, Bersahabat, Menghargai Prestasi)

4.   Kegiatan mandiri : Setiap siswa diwajibkan membuat  ringkasan   isi informasi yang didengar di radio/di   televisi, dan muliskan tanggapannya secara singkat.  Tugas dikumpulkan   pada pertemuan minggu depan. ; (PBKB: Bertanggung jawab, mandiri, komunikatif, peduli lingkungan, kreatif).



 
VI. Alat dan sumber belajar
   1. alat       : teks/bacaan berisi informasi
   2. sumber belajar : LKS dan buku pelajaran Bahasa dan Sastra
            Indonesia 1
 
VII. Penilaian Kelas
        A. Jenis penilaian   : tes lisan/tertulis
        B. bentuk soal         : uraian singkat

        1. Penilaian Kognitif
    1. Apakah yang dimaksud dengan  informasi?
    2. Sebutkan perbedaan informasi tertulis dengan informasi yang didengar secara labgsung
    3. Apa fungsi radio/televisi dalam menyampaikan informasi?

        
    2. . Penilaian Psikomotor
  1. Terampil memenyimak isi informasi dan menyampaikannya dengan  lengkap    secara lisan
  2. Terampil menjelaskan di depan kelas  pokok-pokok isi informasi yang di dengar
          
  3. Penilaian Afektif
  1. Siapa yang tidak mengerjakan tugas?
  2. Penilaian Diri : siapa yang paling bagus dalam menyampaikan kembali isi      informasi di depan kelas.
         Kunci jawaban : (terlampir)

Lampiran Teks informasi dan soal untuk pendalaman materi

Polda Papua Siapkan 350 Anggota Amankan Freeport


Jayapura (ANTARA News) - Kepolisian Daerah Papua saat ini menyiapkan 350 anggotanya untuk bergabung dalam satuan tugas (satgas) Amole III yang mengamankan operasional PT Freeport.

Waka Polda Papua, Brigjen Pol FR Andi Lolo kepada wartawan seusai penutupan latihan satgas Amole III di lapangan SPN Base G Jayapura, Senin, mengatakan, sebelum diturunkan untuk menggantikan satgas sebelumnya, mereka dilatih khususnya untuk penanganan masalah HAM.

"Dalam pelatihan kali ini kami lebih menekankan pada masalah HAM sehingga dalam melaksanakan tugas tidak terjadi pelanggaran HAM," harap Brigjen Pol Andi Lolo.
Dia mengatakan, anggota yang akan dikirim sebagian besar adalah anggota brimob yang berasal dari beberapa kompi dan didukung satuan lain, serta sekitar 200 anggota TNI-AD.

Satgas Amole III sendiri dijadwalkan mulai bertugas 1 Agustus 2007. mendatang selama enam bulan di wilayah operasional PT.Freeport.

PT.Freeport sendiri merupakan satu-satunya perusahaan penambangan yang beroperasi di Papua yang masuk dalam objek vital nasional.(*)
Copyright © ANTARA
Posted on 30/07/07 18:35
URL: http://www.antara.co.id/arc/2007

 Soal    
  1. Catatlah pokok-pokok informasi yang disampaikan oleh nara sumber tersebut.
  2. Buatlah simpulan isi informasi dengan urutan yang  runtut dan mudah dipahami;
  3. Sampaikanlah secara lisan isi informasi yang telah Anda tulis tersebut kemudian diskusikanlah isi informasi tersebut dalam  didkusi kelas.



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 
Mata Pelajaran                   :  Bahasa  Indonesia
Sekolah                                 :  SMA Negeri 11 Banjarmasin
Kelas,  Semester      :  X, Genap
Pokok Bahasan                    :  Memberikan kritik terhadap informasi
Alokasi waktu                       :  4 x 45  menit ( 2 x Pertemuan )
No.RPP/KD               :  03 (10.1) - Berbicara
               ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Standar Kompetensi :
Mengungkapkan komentar terhadap informasi  dari berbagai sumber

Kompetensi Dasar   : 
Memberikan kritik terhadap informasi dari media  cetak dan   atau lektronik

Indikator
a.   Mendata informasi dari sebuah artikel dengan mencantumkan sumbernya.
b.  Merumuskan pokok persoalan yang menjadi bahan perdebatan umum di masyarakat (apa isunya, siapa yang memunculkan, kapan dimunculkan, apa yang menjadi latar belakangnya, dsb.)
c.   Memberikan kritik dengan disertai alasan yang logis dan benar

I. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran selesai siswa dapat :
  • Mendata informasi dari sebuah artikel dengan mencantumkan sumbernya.
  • Merumuskan pokok persoalan yang menjadi bahan perdebatan umum di masyarakat (apa isunya, siapa yang memunculkan, kapan dimunculkan, apa yang menjadi latar belakangnya, dsb.)
  • Memberikan kritik dengan disertai alasan

II. Materi Pembelajaran
          Artikel dalam media cetak atau internet yang menjadi bahan perdebatan umum di masyarakat    misalnya, kenaikan harga BBM, atau berita terorisme), pengertian artikel, ciri ciri artikel, manfaat artikel, pokok-pokok persoalan dalam tulisan artikel (apa isunya; siapa yang memunculkan, dan kapan dimunculkan apa yang menjadi latar belakang)   dan  contoh kata-kata kritik   (saya kurang sependapat….. karena……..) untuk menyampaikan dukungan terhadap suatu pendapat atau gagasan.

III. Metode, Strategi, dan Model Pembelajaran

·      Pendekatan                   :  Iquiri, discovery
·    Metode               :  Ceramah, Interaktif, Penugasan
·    Strategi               :  Diskusi, Tanya jawab, unjuk kerja
·    Model                 :  Jigsaw
·    Media                 :  Artikel di koran/majalah







V. Langkah-langkah  Pembelajaran
No
Tahap
Kegiatan Pembelajaran
1


Awal /Pembebuka
1.    Guru memberi salam (religius, dan menghargai prestasi)
2.    Guru melakukan apersepsi. (PBKB: Rasa Ingin Tahu, Bersahabat)
3.    Guru menjelaskan secara singkat kompetensi yang harus dicapai dan materi yang akan dibahas; (PBKB: Jujur, Rasa Ingin Tahu, Tanggung Jawab)
4.    Guru membagi siswa menjadi sepuluh  kelompok  dengan cara menghitung satu sampai sepuluh apabila jumlah siswa di kelas sebanyak tiga puluh; (PBKB: Disiplin, Toleransi, Demokratis)



2

Inti
Eksplorasi :
·       Siswa membaca  dan memahami isi artikel; (PBKB: Gemar membaca, rasa ingin tahu, kreatif, mandiri)
·       Siswa mendata informasi dari sebuah artikel yang dibaca dengan mencantumkan sumbernya; (PBKB: Gemar membaca, rasa ingin tahu, kreatif, bertanggung jawab)

Elaborasi  :
·       Siswa merumuskan pokok-pokok persoalan yang menjadi  bahan perdebatan perdebatan umum di masyarakat (apa isunya, siapa yang memunculkan, kapan dimunculkan, apa yang menjadi latar belakang, dsb.) (PBKB: Gemar membaca, rasa ingin tahu, komunikatif, menghargai prestasi)
·       Menyampaikan hasil rumusan hasil diskusi; (PBKB: Menghargai prestasi, rasa ingin tahu, kreatif, bertanggung jawab)
·       Memberikan  kritik  dengan disertai alasan apa yang disampaikan teman tersebut; (PBKB: Menghargai prestasi, rasa ingin tahu, kreatif, bertanggung jawab)

Konfirmasi:
·      Guru menambahkan konsep atau ide yang belum terungkap, sebagai penyempurnaan tentang bagaimana teknik memberikan kritik yang disertai dengan alasan  yang  benar; ( PBKB: jujur, rasa ingin tahu, demokratis, menghargai prestasi, bersahabat )  

3
Penutup
1.   Dari data-data diungkapkan tersebut, guru mengajak peserta didik membuat kesimpulan atau rangkuman yang mengacu pada topik yang telah  dicapai.  (PBKB: Jujur, Demokratis, Menghargai Prestasi, Bersahabat, Toleransi, Tanggung Jawab)
2.   Guru memberikan evaluasi terhadap pembelajaran hari ini; (PBKB: Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri)
3.   Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam kepada siswa; (PBKB: Religius, Bersahabat, Menghargai Prestasi)

4.   Kegiatan mandiri: Setiap siswa diwajibkan  membuat kliping  artikel surat kabar sebanyak tiga buah dengan tema yang  berbeda. Kemudian memberikan kritik/tanggapan secara  tertulis, tugas dikumpulkan pada pertemuan minggu depan.(PBKB: Mandiri, Gemar membaca, menghargai prestasi, kreatif, komunikatif)



  VI. Alat dan sumber belajar
        1. alat              : teks/bacaan berisi informasi (berita)
        2. sumber belajar : LKS dan buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia 1
 
VII. Penilaian Kelas
        A. Jenis penilaian   : tes lisan/tertulis
        B. bentuk soal         : uraian singkat

        1. Penilaian Kognitif
    1. Apakah yang dimaksud dengan  informasi?
    2. Jelaskan bagaimana cara memberikan kritik yang terhadap informasi yang
didengar atau yang dibaca.                  
         
       2. Penilaian Psikomotor
  • Terampil dalam menyampaikan kritik terhadap  isi informasi dan  menyampaikannya secara lisan
  • Terampil menjelaskan di depan kelas kelebihan dan kekurangan isiartikel         

        3. Penilaian Afektif
    • Siapa yang tidak mengerjakan tugas?
    • Penilaian Diri : siapa yang paling bagus dalam memberikan kritik/tanggap isi artikel secara tepat?
    • Kunci jawaban : (terlampir)

Lampiran teks artikel untuk pendalaman materi.

Saatnya Indonesia menggarap energi tidal

Energi tidal atau energi pasang surut barangkali kurang begitu dikenal dibandingkan dengan energi Energi tidal (sumber: NASA)samudera yang lain seperti energi ombak (wave energy). Jika dibandingkan dengan energi angin dan surya, energi tidal memiliki sejumlah keunggulan antara lain: memiliki aliran energi yang lebih pasti/mudah diprediksi, lebih hemat ruang dan tidak membutuhkan teknologi konversi yang rumit. Kelemahan energi ini diantaranya adalah membutuhkan alat konversi yang handal yang mampu bertahan dengan kondisi lingkungan laut yang keras yang disebabkan antara lain oleh tingginya tingkat korosi dan kuatnya arus laut.

Saat ini baru beberapa negara yang yang sudah melakukan penelitian secara serius dalam bidang energi tidal, diantaranya Inggris dan Norwegia. Di Norwegia, pengembangan energi ini dimotori oleh Statkraft, perusahaan pembangkit listrik terbesar di negara tersebut. Statkraft bahkan memperkirakan energi tidal akan menjadi sumber energi terbarukan yang siap masuk tahap komersial berikutnya di Norwegia setelah energi hidro dan angin. Keterlibatan perusahaan listrik besar seperti Statkraft mengindikasikan bahwa energi tidal memang layak diperhitungkan baik secara teknologi maupun ekonomis sebagai salah satu solusi pemenuhan kebutuhan energi dalam waktu dekat.


Pembangkit listrik tenaga tidal terapung. Turbin-turbin air dan mesin-mesin listrik terletak di bawah air, hanya bagian atas dari pembangkit listrik tersebut yang tampak diatas permukaan laut (Sumber: Statkraft)

Perlu diketahui bahwa potensi energi tidal di Indonesia termasuk yang terbesar di dunia, khususnya di perairan timur Indonesia. Sekarang inilah saatnya bagi Indonesia untuk mulai menggarap energi ini. Jika bangsa kita mampu memanfaatkan dan menguasai teknologi pemanfaatan energi tidal, ada dua keuntungan yang bisa diperoleh yaitu, pertama, keuntungan
pemanfaatan energi tidal sebagai solusi pemenuhan kebutuhan energi nasional dan, kedua, kita akan menjadi negara yang mampu menjual teknologi tidal yang memberikan kontribusi terhadap devisa negara. Belajar dari India yang mampu menjadi salah satu pemain teknologi turbin angin dunia (dengan produk turbin angin Suzlon), maka tujuan yang kedua bukanlah hal yang terlalu muluk untuk kita wujudkan. (tek  bacaan berikut  diambil dari internet tanggal 20 Juni 2007)
1.    Datalah informasi dari sebuah artikel yang dibaca dengan mencantumkan sumbernya secara lengkap (Judul artikel, Nama Pengarang, tanggal, bulan, dan tahun terbit dan nama penerbit Koran/majalah).
2.    Rumuskanlah pokok-pokok persoalan yang menjadi bahan perdebatan umum di masyarakat, seperti :
 a. Apa isunya,     
 b. Siapa yang memunculkan,
 c.Kapan    dimunculkannya;
    d. Apa yang menjadi latar belakangnya (sebab-sebabnya)
3.    Kemukakanlah tanggapan atau kritik kamu terhadap persoalan pokok tersebut dengan disertai  alasan.